Cerita Sugar Plum di Tahun 2020



Bisa dibilang tahun 2020 ini ups dan downsnya cukup terasa untuk Sugar Plum hehe..
Diawali dengan awal tahun, alhamdulillah produk Flashcard, Sequence Card, dan Buku Menempel Stiker Dot to Dot sekarang bisa dibeli secara offline di Klinik Pela 9 Education Center cabang Kemang dan Bintaro. Klinik Pela 9 ini merupakan klinik untuk terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus, dan produk Sugar Plum alhamdulillah ternyata bisa menunjang terapi yang diberikan di sana dan bisa bermanfaat. Penjualannya juga bisa dibilang sangat baik dan cukup memuaskan buatku yang benar-benar baru merintis usaha. Hingga pandemi Covid-19 ini melanda. Kerja sama dengan Klinik Pela 9 yang baru seumur jagung yaitu masuk bulan ke-4, langsung off seketika karena kegiatan operasional di sana juga otomatis berhenti. Tentu saja, imbasnya adalah stuck juga perputaran bisnis Sugar Plum. Hingga kini berlaku PSBB, belum juga pulih seperti sebelumnya karena belum bisa normal beroperasi..

Hal yang mencengangkan selanjutnya adalah akun instagram Sugar Plum yang dihapus oleh tim Instagram di sekitar akhir bulan Juli. Syok? Sangat? Sedih? Bangeeeet.. Rasanya nggak karuan, persis kayak lagi patah hati. Akun yang udah aku manage sejak hampir 4 tahun lamanya, tiba-tiba hilang. Followernya yang sudah hampir 1.500 juga amat sangat kuperhitungkan. Berbagai cara dan usaha untuk ngebalikin akun IG @sugarplum.kiddie itu udah aku lakuin, hingga aku dapat e-mail dari tim Instagram yang intinya keputusan mereka untuk menghapus akunku itu sudah final dan nggak bisa diganggu gugat.

Kok bisa sih? Gimana ceritanya? Kalau ini sih, masih tanda tanya sampai sekarang. Cuma menurut perkiraanku ada beberapa faktor dan mungkin ini bisa jadi pembelajaran buat kalian yang baca. Jadi beberapa minggu sebelum akun IG itu di-disable, ada yang me-report beberapa postingan Sugar Plum hingga sekitar 5 postingan ditakedown oleh Instagram. Postingan yang dihapus antara lain berupa gambar produk bundlingan kaos dengan Rockids, feeding set Peppa Pig, tas karakter, dan aku lupa sisanya apa.. Dan postingan ini random ya, dari tanggalnya saja tidak berurutan atau berdekatan jaraknya, bahkan beberapa postingan ada yg dari tahun 2018.

Entah siapa dan kenapa postinganku itu di-report. Mungkin karena HASHTAG yang aku cantumkan. Ya, hashtag! Setelah aku pelajari, di postingan produk yang serupa aku memang mencantumkan hashtag nama karakter dari produk yang kujual. Dan mungkin, manajemen dari karakter brand tersebut melihat dan me-reportnya. Hal ini mungkin berkaitan dengan HAKI dsb ya.. Dan ada beberapa foto produk yang memang aku ambil dari pinterest dan aku edit lagi. Biasanya sih aku mencantumkan credit gambarnya dari mana kudapat, tp mungkin beberapa postingan tadi terlewat atau bagaimana.. Dan pihak yang me-report postinganku itulah yang mungkin JUGA me-report akun Instagram Sugar Plum sehingga akhirnya harus kurelakan.. Hiks, sungguh pelajaran penting banget buatku. PR juga buatku karena nama akun IG Sugar Plum itu tercantum di mana-mana, di buku, di produk, di giftcard, voucher, pouch packaging, semua collateral items atau materi promosi.

Kehilangan akun IG itu berarti tugas baruku adalah membuatkan lagi akun IG untuk Sugar Plum yang baru. Mengumpulkan follower lagi dari 0, memposting dari awal lagi, dsb.. Alhamdulillah aku masih beruntung, karena aku yang sekarang hanya berbeda menggunakan underscore menjadi @sugarplum_kiddie 😇 Buat yang belum follow, boleh ya diintip dan dibeli produknya hehe https://www.instagram.com/sugarplum_kiddie/

Cerita selanjutnya adalah insiden salah cetak ukuran untuk Flashcard dan Sequence Card di pertengahan Agustus lalu. Di saat modal sedang tipiiiis karena selama pandemi juga cashflow Sugar Plum bisa dibilang slow, hal ini amat sangat membikin pusing hehe.. Padahal itu percetakan langganan, sudah bertahun-tahun aman sentosa cetak di situ, baru kali ini ada insiden begini. Jadi hasil cetaknya ada 2 ukuran kartu dalam 1 set, tentunya nggak bisa dijual.

Ternyata operatornya me-resize file cetak yang aku kirim dengan tidak proporsional, jadinya hasilnya DISTORSI. 1/2 set ukurannya melebar, 1/2 set ukurannya memanjang ke atas. Setelah berunding dan negosiasi dengan manager percetakan dan juga si operator, akhirnya sepakat si operator yang bertanggung jawab menanggung biaya cetak ulang 50:50. Modal cetak yang aku keluarkan bertambah 50% secara tak terduga dari perhitungan. Kalau dibilang rugi sih nggak juga, karena kartu-kartu ini masih bisa aku jual, stock kartunya jadi banyak. Namun, Buntut lainnya masih ada lho hehe.. Kartu-kartu yang baru dicetak ini tidak muat di plastik dan pouch penyimpanan yang sudah ada. Artinya? Aku butuh modal tambahan untuk produksi pouch dengan ukuran baru. 💸💸💸

Eits tapi selalu ada hikmah dari-Nya. Alhamdulillahnya berkat insiden ini aku menemukan vendor pouch baru dengan harga yang lebih terjangkau dan nantinya akan hadir dengan desain baru. Saat ini masih proses produksi. Bismillah, semoga hasilnya baik dan memuaskan ya. Tolong bantu AAMIIN-kan ya teman-teman hehe.. Selain itu, aku juga lagi produksi Totebag untuk bikin package baru yang insya Allah segera launching yaa..

Sugar Plum-ku ini masih keciiiiiil banget, belum kedengeran brand-nya. Tapi ini udah kayak anak-ku.. bisa dibilang ini anak kedua-ku setelah Mas Fathi hehe.. apalagi Sugar Plum kurintis 5 bulan setelah Fathi lahir. Ada harapanku di dalamnya, Sugar Plum adalah bentuk dari lahirnya ide dan kreativitasku.. Ya namanya juga bisnis, ada pasang surutnya, ada ups & downs-nya. Untuk sukses pasti harus menempuh berbagai ujian kan biar bisa naik kelas?! Semua itu disyukuri aja, dijalani dengan ikhlas.. Berusaha berpikir jernih, apa hal yang bisa dimaksimalkan lagi sehingga nggak ada hal yang jadi sia-sia.



Semangat terus buat para pejuang UMKM lainnya.
Do'aku menyertai jerih payah kalian semua. SUKSES!

Komentar